
Kuningan, – BIN808.COM || Tanggapan Ketua Mandat Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia Korwil Kabupaten Kuningan a’Irwan, mengenai polemik kesehatan yang semakin menjadi-jadi (CANDU), beliau menjelaskan Candu atau ketergantungan seperti aliran sungai turun – temurun menjadi paradoks bagi khalayak banyak di Negri Ibu Pertiwi Ini, karena Candu punya sejarah kelam, bahkan lebih tua dari sejarah berdirinya Republik Indonesia kita tercinta ini. Kamis 27/02/2025.
Sejarah mengatakan,
Cina misalnya, punya sejarah pahit, Kaisar Cina gerah melihat rakyatnya menjadi pemadat.
*Akibat Britania menyelundupkan opium dari India ke Tiongkok, usaha pemerintah Tiongkok sampai menerapkan hukum obat – obatan yang menyebabkan konflik militer*.
Terjadilah Perang candu pada 4 September 1839 – 29 Agustus 1842, ini mengakibatkan Tiongkok kalah dalam perang, sehingga Perjanjian Nanjing dan Perjanjian Tianjin ditandatangani, Hongkong, Macau dan Taiwan diserahkan kepada Britania Raya, Prancis, dan Portugis.
Lalu bagaimana candu itu bergulir ke Indonesia?
“Sekitar tahun 1600 akhir, Candu diserahkan kepada raja-raja oleh pihak VOC sebagai hadiah, sehingga tidak heran ketika masuknya candu, para pemimpinlah orang-orang pertama yang menikmati candu.”
Kita melihat dari cara pandang sejarah dahulu 425 tahun yang lalu, masuknya candu ke Nusantara ini melalui delegasi – deleglasinya kepada Raja – Raja di Nusantara ini dalam peredarannya.
Maka bisa jadi dugaan,
Candu yang terkikis jaman saat ini berupa *Golongan obat keras G = Gevaarlijk = Berbahaya* peredarannya pun, ada oknum kuat di intansi pemerintahannya yang tutup mata.
Apakah kita tidak mau bercermin dari kejadian perang candu di Cina?
Saat Inggris mengerahkan pasukannya untuk menyerang kota-kota dan memblokade pelabuhan-pelabuhan di Cina. Tentara Cina yang sebagian besar telah jadi pemadat, tak mampu perang hadapi tentara Inggris. Kekalahan dalam Perang Candu mengoyak Cina.
Bahkan di Negara kita saat ini,
Negara lain sedang mengobok – obok Sumber Daya Alam (SDA) Negara Indonesia, Rakyatnya sedang mengawang – ngawang akibat mengkonsumsi benda-benda terlarang tersebut.
Atau jika di’adakan Bela Negara dalam “Darurat Militer” Kondisi pisik Negara tidak kocar kacir?
Dan juga kami melihat,
Para pemuda (korban) banyak yang membeli obat daftar G tersebut setiap hari, apakah ini bukan Candu yang sengaja ditinggalkan oleh sejarah kelam untuk menghancurkan generasi penerus Bangsa ini?
Dan kami telah mengantongi bukti dan saksi,
Bahwa peredaran obat daftar G di wilayah Kabupaten Kuningan ini masih kondusif.
Jadilah pertanyaan kami?
- Siapakah aparat yang berwenang?
- Adakah aparat yang berwenang?
- Ada apakah ini?
- Atau sudah bersinergikah?
Kami meminta aparat yang berwenang agar tidak masuk angin, apalagi angin duduk bisa berbahaya.
Mohon cermati,
Bahkan diduga obat daftar G yang dijual dan disalah gunakan kebanyakan palsu (racikan sendiri). “Tutupnya
(Red)
