Perjalanan Sang Jiwa

Posted by : bincom1 July 10, 2025
This entry is part 1 of 1 in the series Perjalanan Sang Jiwa
  • Perjalanan Sang Jiwa

SobatPena, – BIN808.COM ||

BAB 1

Malam itu udara dingin membeku.

Bian terbaring di atas ranjang bambu. Wajahnya terlihat letih.

Keringat dingin membasahi dahinya sampai ke leher.

Tidak berapa lama kemudian, tubuhnya mulai terkunci kaku.

Dadanya bergemuruh.

Matanya terpejam rapat.

Lidahnya menyentuh langit-langit mulut. Dan telinganya tak mampu lagi mendengar suara apapun. Maka saat itu tanda-tanda sakaratul maut pun datang.

Sebelum prosesi sakaratul maut terjadi, Bian mendengar bisikan untuk membaca surah Al-Ikhlas.

Maka saat itu seperti ada yang bergerak dari ujung jempol kakinya naik perlahan sampai ke rongga mulut.

Gerakkan itu perlahan dan meninggalkan hawa dingin.

Bersamaan dengan selesai membaca surah Al-Ikhlas, jiwa Bian pun ke luar dengan selamat. Persis seperti bayi yang baru dilahirkan.

Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa.

[QS. Al-Ikhlas: Ayat 1]

Allah tempat meminta segala sesuatu.

[QS. Al-Ikhlas: Ayat 2]

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

[QS. Al-Ikhlas: Ayat 3]

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

[QS. Al-Ikhlas: Ayat 4]

Surah Al-Ikhlas merupakan surah yang “wajib” dibaca untuk mempermudah menghadapi proses sakaratul maut.

Kebanyakan orang menghadapi kematian tidak pernah ikhlas.

Masih ada kemelekatan pada duniawi. Karena masih ada kemelekatan pada dunia, maka jiwa kadang tertahan di rongga dada.

Maka keluarnya jiwa seperti kulit yang tersayat. Perihnya membuat kotoran menghitam.

Setiap jiwa yang telah melepaskan raganya pasti kebingungan, seperti seseorang yang terlempar ke tengah hutan belantara, tidak tahu mau ke mana.

Setiap kali ia mendengar suara, terdengar keras sekali di telinga, seperti seseorang yang berteriak melalui pengeras suara.

Malamnya ia kepanasan, karena semua yang hadir di acara tahlilan membakar “menyan panjang”.

Percikan api sekecil apapun dari rokok yang dihisap, bagi jiwa orang yang telah mati terasa panas membakar.

Untuk itulah bagi keluarga yang telah paham, tidak diijinkan siapapun menghidupkan api. Bahkan tidak boleh menghidupkan kompor. Karena jiwa yang baru ke luar dari raganya sangat sensitif sekali. Panas kepanasan, dingin kedinginan.

Lalu sang jiwa akan mencari tempat yang lembab. Atau bersembunyi di atas loteng, menanti tubuhnya dimasukkan ke dalam liang lahat.

Maka saat itu, semua jenis makhluk halus berebut untuk masuk ke dalam raga yang sudah ditinggalkan pemiliknya.

Mereka ingin kembali hidup di dunia. Namun upaya mereka sia-sia, karena Tuhan tidak mengijinkan.

Bian menyaksikan tubuhnya dikubur di dalam tanah. Ia seperti asing berada di tempat itu. Ia merasa seperti bermimpi. Padahal selama hidupnya ia tidak pernah tidur nyenyak. Bahkan jarang bermimpi.

Kami telah menentukan kematian masing-masing kamu dan Kami tidak lemah,

[QS. Al-Waqi’ah: Ayat 60]

untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (di dunia) dan membangkitkan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

[QS. Al-Waqi’ah: Ayat 61]

Alam akhirat pun digelar.

Kehidupan yang baru kembali dimulai.

Bian banyak menyaksikan fenomena alam. Dari alam gaib sampai alam jin.

Saat hidup di dunia ia terlahir sebagai seorang bayi yang tidak mengetahui apapun.

Kini di kehidupan akhirat ia lebih tidak tahu lagi.

Bahkan segala jenis suara ia dengar saat itu. Dari yang merintih, menjerit, menangis sampai yang tertawa pilu.

Di dalam kubur yang sempit dan pengap, Bian menunggu. Menunggu kedatangan malaikat penjaga kubur.

Bila malaikat penjaga kubur itu datang, ia akan bernegosiasi agar dirinya jangan dipukul pantatnya.

Karena bisul di pantatnya belum sembuh.

Namun, sampai pengantar kembali pulang, tak satu pun malaikat yang datang.

Bahkan sampai larut malam, ketika suasana telah sepi, ketika peziarah telah tertidur lelap di rumahnya, ketika cacing tanah mulai mencium aroma bangkainya, jangankan malaikat, setan Kober pun enggan bertamu ke “apartemennya”.

Bian mengintip ke luar.

Lalu duduk di samping batu nisan yang bertuliskan namanya.

Mulutnya komat-kamit menghapal bacaan yang akan ditanyakan di dalam kubur.

Man Robbuka…..

Ma Dinuka…..

Ma Imamuka…..

Ma nabiyyuka…..

Dan seterusnya….. Dan seterusnya…..

Bacaan itu sudah dihapalnya sejak pertama kali masuk sekolah dasar.

Namun, sampai ayam jantan berkokok, sampai embun membasahi rerumputan, tak ada satu pun malaikat atau makhluk yang bertanya kepada dirinya.

Bahkan tidak ada satu pun makhluk yang datang mengintrogasi dirinya.

Berarti apa yang selama ini diyakini bahwa di dalam kubur ada pertanyaan dari malaikat, tidak terbukti.

Baca Juga :  Fenomena Mati Suri Sebagai Jalan Mengenal Alam Akhirat (Series 1)

Dan lagi pula, untuk apa malaikat menanyakan hal itu? Bukankah malaikat sudah tahu apa yang dilakukan seseorang semasa hidupnya di dunia.

Justru sebaliknya, jiwa seseorang di dalam kubur tersiksa oleh dosa-dosanya sendiri.

Ia akan menghakimi dirinya sendiri.

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.”

[QS. Al-Isra’: Ayat 14]

Sekecil apapun perbuatan seseorang akan mendapatkan balasan yang setimpal.

(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan.

Dia berharap sekiranya ada jarak yang jauh antara dia dengan (hari) itu.

Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya. Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.

[QS. Ali ‘Imran: Ayat 30]

Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.

[QS. Al-Baqarah: Ayat 57]

Mendadak Bian terkesima, ia melihat di samping “apartemennya” ada seorang wanita menggaruk-garuk kepalanya sampai rambutnya rontok dan kulit kepalanya terkelupas.

Lalu ada pula yang mencakar-cakar wajah dan tubuhnya sendiri.

Dan ada yang berkali-kali membenturkan kepalanya di batu nisan.

Ada yang terus-menerus berteriak dan menjerit, seperti orang yang kepanasan. Padahal tidak ada api yang membakar.

Kemudian ada yang merintih kesakitan dan menangis pilu.

Mereka semua merasakan penyesalan yang mendalam.

Bahkan sampai sekarang masih ada jiwa orang-orang Belanda yang dikejar-kejar oleh jiwa orang-orang Indonesia.

Mereka saling kejar dan berkelahi.

Karena banyak jiwa orang Indonesia yang mati penasaran dibunuh oleh penjajah Belanda.

Semua jiwa yang mati terbunuh akan menunggu jiwa orang yang membunuhnya. Karena ia mengalami mati penasaran.

Apapun yang dilakukan saat masih hidup diulang kembali.

Itulah keadaan jiwa orang-orang yang mati, yang masih membawa kemelekatan saat hidup di dunia.

Kemelekatan adalah Lem Super Penyebab Kesengsaraan.

Dari kemelekatan timbul kesedihan, dari kemelekatan timbul ketakutan, dari kemelekatan timbul penderitaan

Katakanlah: “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

[QS. Al-Isra’: Ayat 84].

Ketika matahari telah terbit dan cahaya kuning keemasan menyiram permukaan bumi.

Dan ketika jiwa-jiwa yang mati dibangkitkan dari kuburnya.

Kemudian, Kami membangkitkan kamu setelah kamu mati agar kamu bersyukur.

[QS. Al-Baqarah: Ayat 56]

Maka, hari itu adalah hari kedua Bian berada di “apartemennya” yang sempit dan pengap.

Segala macam peristiwa ia saksikan.

Segala jenis makhluk halus ia temui.

Dari setan Kober, kuntilanak, pocong, gondoruwo, Buto ijo, sampai dedemit pohon asem.

Tetapi tak satu pun dari mereka yang membuatnya takut.

Pohon Akasia yang rimbun, di samping rumah pak RT digunakan untuk berteduh oleh arwah penasaran.

Mereka bergerombol mencari tempat berteduh.

Sebagian di antaranya ada yang melaksanakan shalat.

Ada yang menangis.

Dan ada yang hanya diam saja.

Ada jiwa yang lesuh.

Ada pula jiwa yang segar.

Jiwa yang lesuh adalah jiwa yang kurang vitamin.

Mereka kurang mendapatkan “suplai” doa dari keluarganya yang masih hidup di dunia.

Sementara jiwa yang segar, terlihat sehat dan kuat.

Mereka selalu mendapat perhatian yang khusus dari keluarganya yang masih hidup.

Doa-doa yang dikirimkan kepada mereka, seperti makanan empat sehat lima sempurna.

Sementara jiwa yang masih tertidur di “sofanya”, sesekali mengintip ke luar.

Mereka bangkit dengan susah payah, mencari energi prana dari kembang-kembang yang ditaburkan di atas pusaranya.

Suatu hari Rasulullah berhenti di dekat sebuah makam yang tanahnya telah mengering.

Kuda yang ditungganginya meringkik memberi tahu bahwa penghuni makam itu tengah tersiksa hidupnya.

Lalu Rasulullah mengambil pelepah pohon kurma dan diletakkan di atas makam itu.

Kemudian salah seorang sahabat bertanya: untuk apa pelepah itu ya Rasulullah?

Rasulullah menjawab: untuk meringankan azab kubur yang diderita oleh penghuni makam ini.

Maka, sejak saat itu diperbolehkan para peziarah untuk menaburi kembang di atas tanah kuburan.

Selama kembang itu masih basah dan segar, selama itu pula penderitaan jiwa yang di dalamnya diringankan.

Bahwa sesungguhnya semua makhluk hidup di dunia ini bertasbih kepada Allah dengan caranya masing-masing.

Dan kembang yang ditaburkan di atas makam akan memberikan energi prana bagi sang jiwa.

Itulah sebabnya mengapa hantu-hantu yang bergentayangan senang makan kembang. Karena energi dari kembang itu sebagai nutrisi untuk menjaga kesegaran jiwanya.

Lalu orang yang hidup di tanah Jawa punya cara sendiri.

Mereka menanam pohon Kamboja di atas kuburan, dengan harapan selama pohon Kamboja itu tumbuh dan berkembang, maka selama itu pula sang jiwa merasa terlindungi.

Baca Juga :  Fenomena Mati Suri Sebagai Jalan Mengenal Alam Akhirat (Series 4)

Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.

[QS. Al-Isra’: Ayat 44]

Bian tiba di area kavling pemakaman yang eksklusif.

Tempat itu sangat sejuk.

Banyak ditumbuhi pohon-pohon. Dan bersih.

“Ah,,, Seandainya aku tinggal di sini pasti hidupku nyaman sekali……” Begitu kata Bian di dalam hati.

Namun tempat itu sudah terisi penuh.

Jiwa-jiwa yang gentayangan selalu mencari tempat-tempat yang sejuk.

Kadang mencari rumah-rumah kosong.

Kadang diam di dalam goa atau tinggal di dalam hutan.

Kadang jiwa yang putus asa menakut-nakuti yang masih hidup, agar ia mendapatkan kiriman doa.

Atau untuk jiwa-jiwa tertentu yang kebingungan tidak tahu mau ke mana, mereka menemani keluarganya yang masih hidup.

Namun, ada pula jiwa-jiwa yang mencari kelompoknya yang semasa di dunia hidup bersama.

Kemudian ada jiwa-jiwa dari orang-orang yang telah mati saat bangkit dari kuburnya seperti anak ayam yang ditinggal pergi oleh induknya. Berhamburan, bingung, takut, gelisah, bercampur menjadi satu.

Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

[QS. Al-Qari’ah: Ayat 4]

maka jadilah ia debu yang beterbangan,

[QS. Al-Waqi’ah: Ayat 6]

Bagi jiwa yang tidak memiliki cahaya pada dirinya, mereka akan mencari pertolongan dari kelompok-kelompok yang pernah ia ikuti semasa hidup.

Bahkan di antara mereka dibangkitkan dalam keadaan yang tidak mengetahui apapun.

Dan barang siapa buta (hatinya) di dunia ini, maka di akhirat dia akan buta dan tersesat jauh dari jalan (yang benar).

[QS. Al-Isra’: Ayat 72]

Hari Qiamat adalah hari berbangkit.

Bukan hari kehancuran dunia ini.

Jiwa-jiwa yang telah dibangkitkan dari kuburnya, maka seketika itu pula mereka merasakan hari Qiamat.

Mereka mencari perlindungan.

Mereka mencari informasi tentang jalan menuju kepada Tuhan.

Mereka bertanya kepada kelompok-kelompok yang mereka ikuti dahulu.

Mereka bergantung kepada selain Allah.

Katakanlah: “Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arsy.”

[QS. Al-Isra’: Ayat 42]

Pada hari itu Bian melihat kelompok-kelompok bershaf-shaf seperti melaksanakan ibadah haji. Mereka mengikuti pemimpinnya masing-masing.

Mereka semua buta dari jalan kembali kepada Tuhan.

Mereka mencari pemimpin yang paling dekat kepada Allah.

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti.”

[QS. Al-Isra’: Ayat 57]

(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan dizalimi sedikit pun.

[QS. Al-Isra’: Ayat 71]

Maka, menjelang senja, ketika sinar matahari berwarna jingga di ufuk barat, ketika para gembala menggiring ternaknya masuk ke dalam kandang, Bian menyaksikan sekelompok jiwa yang sedang berpesta.

Di depan mereka tersaji makanan dan minuman yang menyegarkan.

Di antara mereka berseru agar Bian ikut bergabung.

“Kemarilah….. Masuklah ke surga kami!”

“Surga…?”

Bian termenung sebentar.

Lalu ia menoleh ke kelompok yang lain.

Mereka berkumpul di bawah pohon yang besar dan rindang.

Mereka berpakaian rapi putih-putih dan wangi. Sebagian ada yang mengenakan pakaian yang mirip dayang-dayang istana.

Mereka ada yang mengaji, mendengar ceramah, dan melantunkan lagu-lagu rohani. Lalu salah seorang dari anggota mereka berseru.

“Assalamualaikum…… Wahai jiwa yang tenang, Masuklah ke surga kami!”

“Surga?”

Bian termenung lagi.

Tiba-tiba pundak Bian disentuh oleh tangan yang halus.

Bian menolehkan wajahnya dan melihat seorang pria gagah menyodorkan makanan dan minuman kepadanya.

Lalu di sampingnya berdiri seorang wanita berparas rupawan tersenyum ramah.

“Ikutlah dengan kami….. Di tempat kami banyak sekali makanan dan minuman yang menyegarkan.”

“Dari mana semua ini?” Bian bertanya.

Inilah balasan dari Tuhan yang diberikan kepada orang-orang yang beramal saleh.

Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan, kami senang menerima ini semua.

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat taman tempat kediaman, sebagai pahala atas apa yang telah mereka kerjakan.

[QS. As-Sajdah: Ayat 19]

RELATED POSTS
FOLLOW US

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *